karang taruna 1

lebih lanjut

AGMIL SULIBRA INVEST ORGANIZER

lebih lanjut

SULIBRA

lebih lanjut

OLAHRAGA

Lebih lanjut

Minggu, 09 November 2014

curug panganten sukapura


hhhmmm satu lagi nih boss tempat menarik eksotis, namun jarang orang tau bahkan baru denger namanya. memang boro-boro orang jauh, orang daerah sekitar sukapura banyak yang baru tahu ada air terjun atau curug di daerah nya... 

Nah ini dia kami kenalkan curug panganten , lokasinya berada di perbatasan desa Sukapura dengan desa Ciahwuk Kecamatan Kertasari kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Negara Indonesia benua Asia Planet Bumi, Galaksi Bima Sakti. Alam Semesta Alloh swt. lengkep banget gw...hiii..


untuk mencapai kesini, ada perlu melakukan sebuah perjalanan bagusnya sih pake mobil, atau motor. rutennya kalau pake jalur umum paling penting anda harus sampai di terminal Ciparay dari sana anda tinggal naik angkot jurusan Ciparay Pacet Santosa, udah sampai di desa Sukapura anda berhenti di jalan Dangdang arah menuju desa Cihawuk dan menuju ke jembatan Cihawuk. anda bisa naik ojeg atau berjalan aja karena lokasinya tidak terlalu jauh bro.. 
sesudah sampai di jembatan anda akan menemukan tugu tunggul pohon anda tinggal memasuki jalan setapak yang berada di depannya. sebelum sampai anda akan menemui kebun-kebun warga, (hati-hati jangan sampai menginjak tanamannya, nanti ente di marahin bro) tinggal mengikuti petunjuk anda akan sampai di curug indah ini yaitu CURUG PANGANTEN .


Ada dua curug disana tingkat pertama yang menjulang tinggi keatas sekitar 15 meter dan tingkat kedua sekitar 5 meter untuk curug kedua. Andapun bisa melihat curug dari atas lansung dengan mengikuti arah jalan menuju atas curug. 




kondisi air curug panganten sebetulnya memiliki debit yang besar terlihat warna hitam bekas aliran air, namun karena musim hujan air yang mengalir ke curug di alihkan melalui selokan diatasnya untuk mengairi kebun para petani di sekitarnya. 



sebaiknya anda membawa perbekalan yang cukup dari warung di Dangdang atau sebelumnya, karena disini anda tidak akan menemukan warung. 


View terbaik juga bisa anda dapatkan dari kebun warga disekitar curug, yang sebetulnya masih dalam pemabahasan apakah itu melanggar hukum atau seperti apa karena lokasinya berada di kawasan perhutani dan berada di DAS (daerah aliran sungai). memang sebuah dilema kondisi alam dan kondisi perut masyarakat yang saling berkaitan dan sulit untuk di pecahkan. 





Entahlah yang penting ada hal yang bisa kita rasakan di curug ini, yaitu keindahan alam ciptaan Alloh swt. 







untuk anda yang ingin berkunjung bisa menggunakan kendaraan umum

dari Jakarta : bis jakarta arah lewi panjang   : Rp. 50.000
lewi panjang arah bypass soekarno hata : Rp. 3.000
bypass -ciparay (angkot tegalega-ciparay) : Rp. 5.000
ciparay-Pacet : Rp. 8.000

atau teman bisa menghubungi kami di (081223803013/ryan)

Kamis, 06 November 2014

PESONA LEMBAH ARTAPELA, POJOK SUKAPURA DAN GIRIMULYA.


Foto : Lembah Artapela 
Tidak terduga sebelumnya kami akan menemukan pemandangan indah di belakang rumah kami, rencananya kami akan hiking botram makan di kebun. tp tidak disangka dan diduga kami menemukan tempat yang membuat kami tidak ingin pulang. Saya yakin banyak yang tidak mengenal nama Lembah Artapela, nama cantik ini tak banyak orang tahu. Namun saya yakin sebentar lagi nama ini akan banyak di kenal orang lain terutama pencari keindahan alam. lokasi nya tepat di bawah puncak gunung Artapela yang secara geografis sebelah barat berbatasan dengan Kertamanah Pangalengan, sebelah utara desa Girimulya, Sebelah timur dengan desa Sukapura dan sebelah selatan dengan desa Ciberem. ketinggian Lembah Artapela di GPS menunjukan pada 1.911 mdpl hampir sama dengan tinggi gunung rakutak.

Gambar GPS hasil screeshot HP Asus Zenphone 5 
Lembah Artapela, lihat di maps klik disini

Perjalanan kami berawal dari kepenatan para pemuda yang telah melakukan kegiatan Intihan di madrasah Nashruk Huda. Akhirnya telah disepakati hari Minggu,  2 November 2014 kami akan hiking Ingin menghilangkan kepenatan dengan melakukan hiking ke pojok yang berada di belakang rumah kami. Pukul 07.30 kami berkumpul (NOvan, Nurdin, Agung, Ari, Ryan, Sela dan Seli) di warung mang Isep menunggu teman yang lainnya, namun karena takut kepanasan di jalan kamipun berangkat bertujuh dengan membawa 9 pohon kayu putih (Eucaliptus) dan makanan berat untuk botram dan tak lupa berdo'a agar di berikan keselamatan.
Diperjalanan kami disuguhkan pemandangan kebun petani yang menggarap lahan PTPN VIII sampai di batas perkebunan dan kehutan namanya Kadal Meteng. sambil berisitrahat kami sedikit berfoto ria dulu.

kami pun terus melanjutkan perjalanan mencari tempat teduh untuk menyantap makanan yang kami bawa karena kami sudah merasa lapar. Namun kami tidak menemukannya karena sepanjang jalan kami terus disuguhi lahan perkebunan milik warga. beruntung tracknya tidak terlalu menanjak, banyak bonus yang kami temukan sehinggga perjalanan tidak terlalu cape. Di tengah perjalanan kami banyak temukan petani yang menyirram kebunnya dengan metode kincir kami pun merasa aneh, di tempat yang lumayan tinggi ini masih ada air yang bisa digunakan untuk menyiram tanaman. jawaban itu pun kami temukan dengan melihat mata air di daerah datar, kamipun penasaran ingin melihat bagaimana kondisi mata air tersebut. 


kami melihat disini mata air yang lumayan besar debitnya, namun daerah penyangganya hampir tidak ada. kamipun berpikir disini cocok untuk di tanami pohon yang kami bawa dari rumah . Kamipun tanam 4 pohon di dekat mata air ini, yang lambat laun kami tahu bahwa namanya adalah mata air Jamuju. 


Disinipun daerahnya enakeun loh buat camp, namun kami pun masih penasaran ingin melihat lebih jauh. terus berjalan menyusuri kami lihat beberapa mata air yang di buat kolam kecil untuk pengairan petani dengan kontur tanah yang landay, enakeuuun lah pokonamah. terus berjalan kami semakin melihat keindahan disini. Ada savana ilalang yang hanya tinggal sedikit, tapi kami yakin dulunya ini dipenuhi ilalang yang luas., namun terus di gerus cangkul untuk makan masyarakat sekitar yang kamipun yakin betul bahwa mereka di dorong untuk mencukupi kebutuhan hidup. 



tak puas sampai disini kamipun lanjutkan perjalanan ingin menelusuri lebih dalam hutan yang tinggal sejumpluk ini, meskipun perut kami terus berteriak agar di isi,, " nasi mana nasi" namun kami terus berjalan saja mencari tempat teduh. tak lama kemudian kami melihat tempat yang indah dari kajauhan tak tau itu halusinasi atau fatamorgana di terik panas pukul 11.30 siang itu. 



kamipun memutuskan untuk menyantap makanan di tempat ini, karena perut yang semakin keroncongan bahkan sudah mau dangdutan. 


kamipun makan dengan lahap meskipun cuma nasi, urab pucuk singkong, tumis kentang, telur, oreg tempe, gepuk, dan snack kentang. hingga kami merasa kenyang sehingga menarik kami untuk terus terdiam, terhanyut nuansa lembah. kami lihat sekeliling tempat ini menyimpan daya tarik magnetik yang kuat, sehingga kami sedikit melakukan orientasi medan, 




Dan memang benar apa yang kami rasakan ternyata tempat ini memunculkan keindahan fantastik, 




Kamipun semakin merasa betah dengan tempat ini, sehingga kami pasangkan flysheet yang kami bawa dan membuat perapian. kami bawa pohon yang telah tumbang oleh warga untuk di jadikan tempat duduk, batu damprak untuk kami jadikan meja. 


 Melihat mata air yang ada di dekat kami camp, kamipun putuskan untuk menanam kembali sisa pohon yang kami bawa di pinggir kolam mata air. 




kami telusuri lebih dalam lagi setiap langkah yang kami injak ternyata merebei air keluar, terus dan terus seperti itu, kami pun beranggapan bahwa tanah yang kami injak ini merupakan rawa yang luas dan menyimpan air begitu banyak, meskipun di penghujung musim kemarau air masih tertananam. 





ECOTRIP JOGJA BERSAMA KADER ECOVILLAGE BPLHD JABAR

foto : Jalan Malioboro Ryan bersama gus Kamajaya
hmmmm.. Siapa yang tidak mengenal kota Yogyakarta, salah satu kota terkenal dengan kota yang memegang erat budaya kaya akan potensi wisata menarik nan eksotis. Itu juga mungkin yang menjadi alasan BPLHD Jabar mengajak para kader ecovillage agar bisa melihat bagaimana pengelolaan lingkungan yang baik di Jogja, memang tidak salah Jogja menawarkan daya tarik luar biasa kepada para pengunjung agar ingin kembali lagi kesana. Namun kami disini bukan untuk mempromosikan kota Jogja looh.. Maksud kami menulis ini ingin menceritakan perjalanan kami kesana sehingga bisa mengambil sedikit pelajaran dari banyak ilmu yang di hadirkan di kota Jogja dalam ecotrip jogja untuk studi banding disana yang diprakarsai oleh BPLHD Jabar. 
teretetettttttt!!! Perjalanan kami di mulai dari kantor Bplhd jabar yang terletak di Jl. Naripan entah berapa no nya, pada hari Senin 21 Oktober 2014. Kami para kader ecovillage dari 5 kecamatan 55 desa berkumpul pukul 10.00 wib di BPLHD, sesampainya kami di data dulu untuk pembagian bis dan diberikan arahan maksud dan tujuan perjalanan menuju Jogja ini dari Kepala BPLHD lansung. Sambil menunggu bis tak terasa waktu telah sampai di pukul 14.30 wib., untung kami telah diberi makan siang dulu jadi logika kami aman..hiii
Singkat cerita kami masuk bis sesuai dengan bis yang telah ditentukan. kami pun berdoa dalam bis sambil bis berangkat. 12 jam perjalanan kami lalui dalam bis melewati beberapa kota dari Bandung, masuk tol Buah Batu, Cileunyi, Ranca Ekek Nagreg, Garut, Malangbong, Cilawu, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Cilacap, Purworejo, Gombong, Kebumen untuk bisa sampai di Jogjakarta. selama perjalanan kami berhenti 2 kali di Indihiang Tasik dan di Gombong Jateng. Pukul 03.00 wib kami sampai di Jogjakarta tepatnya di kampus Sekolah Tinggi Multy media (STMM) di jalan Magelang. setengah sadar kamipun turun dari bis sambil lulungu karena di bis sedikit katiduran. Kamipun masuk kamar yang telah dibagikan sesuai dengan kamar yang telah dibagikan. 

Selasa, 02 September 2014

beragam gambar animasi alam





GAMBAR ANIMASI ALAM

rencana pengajuan kegiatan sulibra periode 2014-2015

A.      PENDAHULUAN
SULIBRA (Satuan Unit Lestari Bersahaja) merupakan sebuah komunitas yang berada di wilayah desa Sukapura yang mana merupakan perkumpulan para warga desa Sukapura yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian Lingkungan. Terbentuknya Sulibra ini sejalan dengan program Ecovillage BPLHD yang mendukung kegiatan CItarum Bestari (Bersih, Asri, Indah dan Lestari) Sebanyak 25 orang yang terlibat dalam Sulibra ini merupakan kelompok yang telah dibina dalam 8 kali pertemuan Ecovillage dan beberapa kali melakukan kegiatan Aksi dan Sosialiasi lingkungan kepada masyarakat khususnya wilayah Sukapura.  
SULIBRA hadir setelah 4 kali FGD (Focus Discussion Grup) Ecovillage tepatnya pada 23 April 2014, setelah melalui proses seleksi nama perkumpulan yang di usulkan oleh para peserta dan disetujui oleh semua peserta beserta fasilitator Lokal dan Fasilitator. SULIBRA memang tergolong komunitas yang baru terbentuk namun harapannya tinggi dan panjang sehingga kehadiran SULIBRA ini diharapkan tidak hanya hadir dan ada pada program ecovillage ini namun bisa tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang bisa terus exis dan berperan dalam pelestarian lingkungan. Beberapa kegiata telah dilakukan oleh SULIBRA di wilayah Sukapura, namun SULIBRA memiliki keinginan besar dalam melestarikan lingkungan, sehingga menyusunlah rencana program 2 tahun kedepan yang akan di jalankan SULIBRA. Hasil pembinaan yang di berikan selama FGD menjadi dasar dan pedoman dalam membuat program kedepan khususnya dalam materi analisis masalah dan potensi, sehingga terbentuklah Proposal Usulan Rencana Program SULIBRA periode 2014-2016 yang diharapkan mampu untuk mengurangi bahkan mengatasi permasalahan lingkungan khususnya di wilayah desa Sukapura. 
Proposal usulan ini merupakan bentuk usaha untuk mencari bantuan dan partisipasi pihak lain dalam melakukan pelestarian lingkungan khususnya di wilayah Sukapura. Adapaun dalam penulisan dan pemilihan bahasa mungkin terdapat kekeliruan yang tidak sesuai dengan seharusnya, tim penulis memohon maaf atas segala kekurangan. Proposal usulan rencana program ini merupaka rencan kerja SULIBRA selama 2 tahun kedepan, adapun dalam  pelaksanaannya akan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi lapangan. Semoga hadirnya proposal ini merupakan jalam kebaikan untuk kita semua dan pelestarian lingkungan yang lebih baik.


B.       ANALISIS MASALAH DAN POTENSI
Hasil pembahasan dalam FGD selama 8 pertemuan yang dilakukan Secara umum masalah lingkungan yang berada di desa Sukapura secara garis besar dapat digolomgkan dalam 4 kategori di antaranya :
1.        Masalah sampah
          Sukapura merupakan salah satu desa yang sedikit memiliki tempat pembuangan sampah. Sehingga kebanyakan masyarakat membuang sampah ke tempat yang banyak menggunduk sampah, sesekali di bakar. Rata-rata warga Sukapura membuang sampah sambil berangkat ke kebun dan membuang ke cekungan yang nantinya mengalir ke sungai Citarum. Beberapa tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk membuang sampah :
a.  Kampong Argasari
b. Lapang volley Argasari
c.  Pinggir jalan Dangdang
d. Manisi
e.   Legok Orok
f.  Caringin
Debit sampah yang di hasilkan oleh warga Sukapura banyak berasal dari sampah domestik rumah tangga, sampah organic sisa pertanian kebanyakan di kubur di sekitar kebun dijadikan pupuk kompos.
2.        Masalah lahan kritis
Lahan kritis menjadi masalah yang menjadi sorotan, secara relief Sukapura yang berbukit dan sangat sedikit lahan datar membuat lahan kritis di desa Sukapura sangat berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan. 85% lahan miring 15% lahan datar membuat desa Sukapura rawan longsor dan pengikisan lapisan tanah. Dari 85% lahan miring yang berada di desa Sukapura 65% di jadikan lahan pertanian, 25% di jadikan pemukiman, 3% tempat pembuangan sampah, 7% lahan miring hijau yang ditanami pohon tegakan. Dari 65% lahan miring yang dijadikan lahan pertanian ada beberapa wilayah yang menjadikan masalah ketika musim hujan turun yang mengakibatkan banjir lumpur yang mengalir ke jalan dan bangunan warga sehingga merusak dan merugikan warga Sukapura. Lahan kritis tersebut berada di wilayah perkebunan PTPN VIII kawasan RW 14 dan RW 3 desa Sukapura. Status lahan tersebut sampai saat ini menjadi lahan persengketaan yang belum menemukan penyelesaian.
3.        Pelestarian mata air
a.        Mata air kebon 18
Mata air Kebon 18 merupakan salah satu mata air yang mengeluarkan air dengan debit yang cukup banyak sehingga bisa di alirkan ke warga Sukapura bahkan mengairi warga desa Giri Mulya yang jaraknya lumayan jauh, bahkan mampu juga untuk mengairi kebun ketika musim kemarau datang. Lokasi mata air yang berada di sekeliling kebun warga kondisinya cukup memprihatinkan. Berada di kawasan perhutani mata air kebun 18 dahulu sempat memiliki penampungan air yang cukup luas dalam sebuah situ yang biasa disebut Situ Bah Edo. Dahulu situ bah Edo memiliki luas di perkirakan memiliki luas  kurang lebih 1,5 Ha yang mengelilingi sebuah bukit di tengahnya menambah keindahan sebuah situ. Pembenahan situ bah edo pernah dilakukan pada tahun 2010 dengan membuat sebuah tanggul, namun perawatan yang kurang membuat kondisi situ bah edo menjadi di penuhi rumput.
b.        Mata air Cibodas
Mata air cibodas merupakan mata air yang menghidupi sebagian besar masyarakat desa Sukapura. Debit air yang keluar dari mata air Cibodas yang besar membuat mata air Cibodas sangat sayang sekali kalau tidak di rawat dan dijaga kelestarian daerah penyanggahnya. Cibodas memiliki 2 kawasan mata air yang sama besar debitnya. Kawasan 1 di buat sebuah kolam untuk menampung air yang keluar dar mata air yang berjumlah 6 mata air yang keluar air. Ada tanggul untuk menyalurkan air  ke peralon ukuran diameter 6 inci yang mengalirkan air untuk warga RW 14. Kawasan 2 merupakan mata air yang dulunya sama memiliki kolam penampungan, namun sekrang pinggiranya menjadi kebun sayuran. Dari mata air kawasan 2 mengalirkan air untuk warga RW 13, RW 11, RW 12, RW 10, RW 9 dan RW yang lainnya. Mata air Cibodas selain untuk air rumah mat air cibodas kawasan 2 ini juga untuk mengairi kebun.
Mata air Cibodas juga mempunyai riwayat sejarah yang berharga dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda. Di daerah dekat mata air Cibodas terdapat sebuah gua buatan manusia yang konon cerita merupakan buatan warga Indonesia pada masa penjajahan, namun keberadaan gua ini sangat mengkhawatirkan karena telah tertutupi semak dan pintu masuknya menjadi kebun. Pada tahun 90 an pernah dilakukan penelitian oleh salah seorang Arkeolog ITB dan warga belanda yang meneliti kedalaman gua tersebut. Alasan penelitian penelitian arkeolog tersebut konon katannya ada tulisan  Kolonial Belanda yang menerangkan bahwa gua ini merupakan gua penyimpanan amunisi Belanda karena Bukit yang ada sebagai tembok pertahanan bangsa Belanda dari perlawanan bangsa Indonesia. Gua ini di buat sangat dalam, bahkan konon katanya menembus daerah Ciberem. Gua yang begitu dalam ini menjadi aliran sungai bawah tanah dan tertutup batu besar yang menutup gua di daerah Cibodas sehingga air sungai bawah tanah ini keluar di kawasan Cibodas, Argasari RW 14 desa Sukapura Kec. Kertasari.
c.        Mata air Sarang Tengah
Mata air sarang Tengah merupakan mata air yang berada di perbatasan daerah perkebunan dengan tanah masyarakat. Lokasinya berada di lembahan bukit Sukahaji sebelah timur  dan Bukit Argasari sebelah barat dan sebelah selatan bukit perkebunan afdeling Argasari. Mata air Sarang tengah ini di sanggah oleh pohon caringin yang cukup besar yang berumur di perkirakan berusia 150 tahun. Debit air Sarang tengah ini mengalami penurunan beberapa tahun ini di tambah kejernihan air yang sedikit keruh karena kolam penampungan yang kurang terawat, sehingga pemanfaatanya sedikit untuk warga di Nyalindung dan Cinangka, tetapi lebih banyak di gunakan untuk mengairi kolam ikan yang dimiliki warga serta MCK yang digunakan warga Sukahaji yang kondisinya sangat mengenaskan.
d.        Mata Air Kang Uja
Mata air kang Uja berada di kawasan RW 11 yang tanahnya dahulu di miliki oleh Kang Uja, namun kondisinya memprihatinkan bahkan mungkin mata air ini bila di biarkan hanya tinggal kenanangan karena debit air yang menjadi sedikit. Padahal dulunya mata air ini debit air yang keluar lumayan besar bahkan mampu mengairi 2 Situ yang ada di tambah pembuangan air dari Sarang Tengah. 2 Situ ini terakhir pada tahun 2012 telah di tutup dan di buat menjadi kebun sedangkan situ yang paling besar telah di tutup dan sekarang menjadi SMPN 2 Kertasari
4.        Kebencanaan
Wilayah desa Sukapura merupakan desa yang pernah beberapa kali mengalami bencana, di antaranya bencana gempa pada tahun 2005 dan gempa Pangandaran 2009. Letaknya yang berada di tengah riungan gunung dengan kontur tanah berbukit membuat desa Sukapura juga rawan longsor, pada musim hujan tahun 2013 saja terjadi 5 lokasi longsor yang menimpa rumah warga. 
5.        Tata ruang pengelolaan lingkungan
Tata ruang juga menjadi masalah di desa Sukapura, letak bangunan maupun lokasi pertanian yang semrawut menjadikan masalah dalam pengelolaan lingkungan. Beberapa lokasi yang di anggap mengganggu ekosistem dan kelestarian lingkungana diantaranya :
1.        Bangunan SMPN 2 Kertasari, yang mana dulunya merupakan situ dan sumber mata air
2.        Perkebunan yang di jadikan lahan pertanian warga di sekitar mata air

C.       MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Rencana Program SULIBRA 2 tahun kedepan ini adalah sebagai berikut :
1.        Sebagai bentuk usaha penanggulangan masalah lingkungan hidup di desa Sukapura
2.        Sebagai bentuk nyata rencana tindak lanjut dari FGD Ecovillage BPLHD 2014 desa Sukapura.
3.        Mengatasi pemasalahan lingkungan hidup di desa Sukapura yang berhubungan lansung dengan sungai Citarum sebagai bentuk dukungan dalam program Citarum Bestari
4.        Sebagai bentuk solidaritas komunitas SULIBRA dalam mempererat tali silaturahmi diantara anggota, masyarakat, pemerintah dan Alam.
5.        Memberikan Hak azasi manusia dalam bidang lingkungan HIdup kepada masayarakat desa Sukapura.

D.      TARGET PENCAPAIAN
Dalam kurun waktu dua tahun kedepan komunitas SULIBRA memiliki target pencapaian diantaranya adalah sebagai berikut:
1.        Berkurangnya lahan kritis di desa Sukapura, khususnya daerah RW 14 dan RW 3 yang berkibat lansung terhadap keberlansungan hidup warga desa, targetnya 5-10 m dari bahu jalan terdapat lahan hijau yang menahan aliran lumpur.
2.        Adanya pengelolaan sampah terpadu di desa Sukapura dengan tersedianya tong sampah/tempat sampah di 20 RW yang berada di desa Sukapura serta terdapat mesin pencacah yang bisa mengelola sampah yang telah dikumpullkan dan menjadi sebuah kegiatan yang memiliki nilai jual terhadap masyarakat.
3.        Terpeliharanya 6 mata air dan kawasan resapannya minimal radius 50 m dari pusat mata air yang berada di desa Sukapura. Selain itu terdapat pengelolaan dan pembagian air yang merata kepada seluruh masyarakat desa Sukapura.
4.        Adanya pendidikan dan sosialisasi rutin terhadap masyarakat khususnya pemuda dengan berdirinya sekolah alam komunitas SULIBRA.
5.        Adanya regenerasi di komunitas SULIBRA sehingga bisa melanjutkan perjuangan dalam mengatasi masalah lingkungan hidup di Sukapura khususnya umumnya di desa lain.
6.        Adanya secretariat resmi SULIBRA (basecamp) tempat berkumpul dan berdiskusi mengenai masalah lingkungan di desa Sukapura.
7.        Mampu untuk menanam dan merawat 1,000 pohon yang di tanam di kawasan lahan kritis, bantaran Sungai , bahu kanan kiri jalan di desa Sukapura.

E.       PELAKSANAAN KEGIATAN
Program yang telah disusun dalam FGD selama 8 kali pertemuan akan dituangkan dalam bentuk kegiatan, adapun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh komunitas SULIBRA adalah sebagai berikut :
1.        Pengembaraan & Deklarasi  SULIBRA
2.        Gerakan rawat pohon metode infus (GRPMI)
3.        Sosialisasi penanganan masalah lingkungan & nonton Bareng bersama warga
4.        Kegiatan pengelolaan sampah terpadu dan penyediaan bak sampah di 20 RW dan mesin pencacah sampah.
5.        Kegiatan pertemuan rutin intern komunitas dan kajian lingkungan rutin 2 minggu sekali bersama warga
6.        Pembuatan persemaian bibit pohon
7.        Kegiatan penanaman bantaran sungai cihejo sepanjang 2 km dan bahu jalan raya Sukapura sepanjang 10 km
8.        Pendataan petani lahan kritis dan bantaran sungai
9.        Penataan taman bermaian ruang terbuka hijau
10.     Penerbitan bulletin SULIBRA setiap 3 bulan sekali
11.     Pemetaan wilayah rawan bencana dan mitigasi bencana
12.     Pelatihan dan simulasi bencana bagi masyarakat

F.       SUSUNAN KEPANITIAN KEGIATAN
Terlampir
G.      SUSUNAN ANGGARAN
Terlampir
H.      PENUTUP
Kegiatan yang kami rancang merupakan kegiatan positif, sebagai bentuk pengabdian putra daerah kepada tanah kelahirannya yang bisa memberikan manfaat besar untuk kedepannya. Rencana kegiatan inipun merupakan bentuk tindak lanjut dari FGD Ecovillage BPLHD Jabar sebagai komunitas yang di bentuk dan di bina 8 kali pertemuan.
Proposal ini disusun sebagai kerangka dasar dalam bertindak dan bekerja, segala sesuatu yang tercantum di dalamnya merupakan standar minimal yang harus diraih dalam kegiatan yang telah di deskripsikan di atas. Menjadi tekad dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan upaya yang lebih optimal. Untuk itu kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, baik yang berupa dukungan moril maupun yang lainnya.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Memebers